Ngaji Metode GRAND MBA

Gardakota bekerjasama dengan Lembaga Majelis Quran Hidayatullah (MQH) yang mengembangkan GRAND MBA sebagai salah satu metode pilihan yang akan diharapkan semakin memudahkan masyarakat dalam mempelajari aksara Arab dan memahami kandungan Al Qur'an.

Metode Grand MBA atau Gerakan Nasional Dakwah Membaca dan Belajar Al Qur’an, adalah merupakan program nasional Hidayatullah sebagai metode pilihan pembelajaran Al Qur’an secara tuntas dan sistematis.

Program pembelajaran Al Qur’an metode Grand MBA ditawarkan kepada masyarakat semata-mata ingin memberikan support dan menemani masyarakat belajar Al Qur’an secara tuntas sesuai dengan tahapan-tahapannya mulai dari terbata-bata tidak bisa sama sekali sampai pada tahapan tartil.

Secara sederhana, tahapan belajar Qur’an adalah memulai dengan terbata-bata (mutata’ti’), mempelajari makhraj dan shifat, mengetahui kaidah tajwid, memahami tata bahasa, memahami dan merasakan balaghah, dan terakhir hakikat tartil.

Setelah sampai pada tahapan terakhir yaitu tartil, peserta disarankan mengikuti kelas lanjutan berupa pembinaan halaqah atau majelis-majelis taklim Gardakota sinergi dengan MQH bekerjasama dengan masjid-masjid atau majelis taklim yang intinya mempelajari 5T yaitu Tilawah atau membaca dengan tartil, tahfidz (menghafal sebanyak mungkin), Tafaqquh (memahami dengan benar), Tathbiq (mempraktikkan dalam kehidupan), dan Tabligh (menyampaikan kepada orang lain).

Dalam tahapan belajar metode Grand MBA, untuk tahap pertama yaitu mengenal makhrajul huruf dan shifat sampai kaidah tajwid menggunakan buku Grand MBA Jilid I dan II dalam paket Bimbingan Tajwid dan Tahsin Al Qur’an. Sementara untuk pelajaran tata bahasa dan maknanya di buku paket Terampil Menerjemah Al Qur’an dengan isi 6 jilid.

Grand MBA juga memiliki kelas metode cepat belajar Al Qur’a dengan judul buku paket Grand MBA: Cara Cepat Belajar Membaca Al Qur’an dengan metode 8 jam dengan durasi 1 jam setiap pertemuan.

Namun harus dipahami, metode cepat ini hanya sekedar mengenal huruf dan membaca, selebihnya harus belajar dengan membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena dalam beberapa hal ada ilmu yang tidak bisa dipelajari secara instan atau otodidak seperti Al Qur’an.

Maraknya metode pembelajaran Qur’an dengan metode cepat salah satunya dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang mau serba cepat, terutama Ini akibat dari pola hidup atau pola pikir yang sebetulnya dipengaruhi oleh materialisme.

Belajar dari fenomena tersebut, para dai dan guru ngaji juga ingin mensiasati kondisi masyarakat yang demikian tadi. Maka mereka juga ingin melakukan pendekatan bagaimana metode pembelajaran Al Qur’an itu mereka bisa diterima.

Metode pembelajaran Al Quran cepat sebenarnya hanya sebagai tahap awal agar masyarakat bisa lebih mengenal Quran lebih dekat, bisa timbul rasa suka, rasa cinta, terhadap Qur’an. Sehingga mereka meneruskan pelajaran Al Qur’an sampai mencapai target yang ideal.

Al Qur’an memang bahasa Arab tetapi memiliki cara membaca yang khusus yang berbeda dengan bahasa Arab pada umumnya. Yang membedakan adalah kaidah tajwid. Yaitu tentang bagaimana cara mengucapkan huruf huruf hijaiyah dengan benar sesuai dengan makhraj dan shifatnya.

Kemudian selanjutnya, mempelajari makna dan tata bahasa Al Qur’an dari setiap ayat dan bagaimana cara mengamalkannya.

Tidak cukup sampai di situ, kalau mau jadi ulama dan ingin memahami betul-betul Al Qur’an maka seseorang harus mempelajari apa yang disebut dengan ilmu keindahan bahasa atau dalam bahasa Arab disebut ilmu Balaghah. Balaghah adalah ilmu untuk merasakan keindahan bahasa dan kedalaman makna Al Qur’an.

Jadi Al Qur’an itu sangat indah dan maknanya sangat dalam. Kemudian barulah dia akan sampai pada hakikat tartil. Hakikat tartil itu adalah keselaran antara lisan yang fasih, hati yang penuh iman dan akal yang mengambil pelajaran serta fisik yang ingin segera mengamalkan Al Qur’an.

Bagi Anda yang ingin menjalin sinergi untuk pembelajaran metode Grand MBA, silahkan hubungi kami melalui saluran kontak yang ada di situs ini.