DPW Hidayatullah DKI Jakarta Gelar Workshop Entreprenuer Seharian


GARDAKOTA --
Departemen Ekonomi DPW Hidayatullah DKI Jakarta menyelenggarakan Workshop Entrepreneur bertajuk ‘Sukses Bisnis Sukses Berdakwah “Bukan Ilusi”. Acara berlangsung di Aula Marhamah di daerah bilangan Jakarta Timur. 

Wahyu Rahman mewakili DPP Hidayatullah membuka workshop tersebut, sekaligus memantik materi Arah Kebijakan Ekonomi Hidayatullah. Dalam sambutan itu, Ustadz dari Sulawesi ini menyinggung soal jiwa, mindset, sikap dan mental adalah bekal utama seorang pengusaha. 

“Harus punya bekal itu, tangguh dia. Panjang waktu yang dibutuhkan untuk mencetak seorang entreprenuer,”ungkap Ketua Bidang Perekonomian DPP Hidayatullah ini di hadapan 30 peserta worskhop, Rabu (21/06/2023). “Apa yang dilakukan teman-teman di DPW DKI Jakarta ini sudah langkah maju, maka saya mengapresiasi,”sambung ayah dari 5 anak ini. 

Wahyu mengatakan kader yang sukses dalam berwirausaha dapat memberi kontribusi terhadap kegiatan dakwah. “Pintu masuk rekrutmen, wasilah dakwah, aktualisasi kader,”ujarnya. Dengan demikian, perlu bekal memahami metode pengelolaan bisnis, perlu pembinaan sekaligus pendampingan yang berkesinambungan. 

Wahyu yang pernah bertugas 7 tahun di Aceh kemudian menukil ayat 32 dalam surah Al-A’raf yang secara eksplisit menyatakan, pada dasarnya semua kenikmatan dunia, perbendaharaan, perhiasan itu diperuntukkan bagi orang-orang beriman. “Kalau kata Ibnu Katsir, sesungguhnya orang-orang kafir itu ngikut atas rezeki yang diberikan kepada orang beriman,”tegas beliau. 

Karena itulah, penting bagi umat Islam mengembalikan semangat dan mentalitas itu, punya jiwa bisnis. Nabi dan Rasul kata Wahyu jauh sebelum dinobatkan sebagai utusan Allah lebih dulu berdagang. 

“Profesi 10 sahabat nabi yang dijamin surga, semua berdagang kecuali Ali bin Abi Thalib, karena ada tugas lain yang diberikan nabi untuknya, ”jelasnya. 

Sementara, dalam pemaparan itu Wahyu menargetkan, di masa depan paling tidak 10 persen dari seluruh jamaah Hidayatullah merupakan pengusaha. “Bidang perekonomian masih sepi diminati oleh kader. Apalagi belum ada data kader yang menjalankan wirausaha. Masih dominan kader kerja di lembaga amal usaha organisasi,”paparnya. 

Ustadz murah senyum itu melanjutkan, ada tiga masalah utama umat Islam yang menurutnya sudah telanjur menjamur. Pendapat ini beliau utarakan dari pernyataan Prof Didin Hafidhuddin guru besar Ibnu Khaldun Bogor. Pertama, yakni mindset, kedua malas, terkahir keberpihakan pemerintah. “Tapi yang ketiga itu tak berlaku kalau mindsetnya benar dan tidak malas,”ujarnya. 

Sehingga, perlu sekali memiliki karakter entrepreneurship. Diantaranya, Wahyu menyebutkan mampu mengoptimalkan potensi diri, punya jiwa mandiri, aktif dan ulet, produktif, mampu berkompetisi, kreatif dan inovatif, serta mengerti kalkulasi. “Bismillah, kita dapat mewujudkan kemandirian kader organisasi manuju tegaknya Peradaban Islam,”tutup Wahyu di akhir materi. 

Sementara itu, Sekretaris Wilayah Hidayatullah DKI Jakarta, Suhardi Sukiman dalam sambutan menyampaikan entrepreneur harus terbangun di semua lini. Sehingga menurutnya hal ini akan menguatkan barisan organisasi Hidayatullah. 

“Perputaran ekonomi di Jakarta cepat sekali. Jika kolaborasi di semua unsur Hidayatullah terjalin dan bisa sinergi, Insyaallah terwujud apa yang di cita-citakan,”ucap calon Senator dari dapil Sulawesi Tengah ini. 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *