Ketum DPP Hidayatullah: Sikap Tegas RI Atas Israel Perlu Tindak Lanjut Lebih Kongkrit
GARDAKOTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. KH. Nashirul Haq, mengimbau kepada pemerintah Republik Indonesia untuk terus melanjutkan sikap yang tegas membela rakyat Palestina.
“Kami memberi apresiasi, khususnya kepada Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, yang tegas menyuarakan sikap penolakan atas agresi Israel kepada warga sipil Gaza,” jelas Nashirul di sela acara Sidang Pleno Hidayatullah di Jakarta, Kamis, 18 Rabi’ul Akhir 1445 (2/11/2023).
Namun, jelas Nashirul lagi, sikap tegas tersebut hendaknya ditindaklanjuti dengan kebijakan-kebijakan kongkrit yang menunjukkan sikap protes bangsa Indonesia atas kezaliman dan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan Israel kepada warga sipil Palestina.
Nashirul kemudian mengutip kembali apa yang ia ungkapkan pada Selasa (31/10/2023) di Jakarta. “Bekukan hubungan dagang dengan perusahaan-perusahaan Israel. Usir unsur-unsur Zionis Israel yang berada di Indonesia,” jelas Nashirul seraya menyebutkan bahwa inilah beberapa contoh kebijakan kongkrit yang seharusnya menjadi tindak lanjut dari sikap tegas Indonesia di hadapan Majelis Umum PBB.
Bahkan tak sekadar itu. Pemerintah RI juga perlu mencetak kembali di paspor kalimat “berlaku untuk seluruh negara kecuali Israel”. Tindakan-tindakan seperti ini perlu dilakukan sampai penjajahan berhenti di bumi Palestina, dan keadilan bagi semua agama dan suku bangsa tegak kembali di Palestina merdeka.
Sebagaimana kita ketahui, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan penolakan tegas atas tindakan brutal Israel kepada warga Gaza saat berpidato di depan Majelis Umum PBB pada 27 Oktober 2023. “Indonesia mengutuk berlanjutnya agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga sipil oleh Israel di Gaza,” kata Retno ketika itu.
Terus Mendoakan
Pada kesempatan yang sama, Nashirul juga mengajak seluruh kaum Muslim untuk tidak henti-hentinya mendoakan masyarakat Palestina, terkhusus Gaza, agar diberi kemenangan dan keselamatan dari tindakan brutal Zionis Israel. “Doa adalah senjata terampuh kaum mukmin, terlebih ketika bertemunya dua pasukan,” jelas Nashirul.
Masjid Baitul Karim, yang terletak di Pusat Dakwah Hidayatullah Jl Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, selalu melantunkan qunut nazillah di sela-sela shalat fardhu berjamaah sejak lebih dari sepekan ini. Terkadang terdengar isak tangis dari jamaah saat imam shalat menyebut kata “Gaza”.
Hal yang sama juga dilakukan oleh masjid-masjid Hidayatullah di seluruh Indonesia. Selain melantunkan doa, Hidayatullah juga telah menggalang donasi lewat Baitul Maal Hidayatullah untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat Gaza.
Sebagaimana dilaporkan portal berita Hidayatullah.com, pasukan penjajah Israel hingga kini masih menggempur Gaza, salah satu wilayah di Palestina. Penggempuran tersebut menargetkan fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan perumahan sipil. Banyak anak-anak dan wanita yang menjadi target sasaran mereka.
“Apa yang dilakukan penjajah Israel sudah jauh dari batas-batas kemanusiaan. Tindakan brutal mereka tidak dibenarkan dari sudut pandang apa pun, terlebih lagi dari sudut pandang agama. Ini jelas genosida” ungkap Nashirul.*/